Minggu, 19 September 2010

X. Perbandingan Jasa-Jasa Berdana

Ketika itu Ksitigarbha Bodhisattva berkat Prabhava Sang Buddha, bangkit dari tempat duduknya dan bersujud di hadapan Sang Buddha seraya berkata:” Yang Arya Bhagavan yang termulia ! Menurut pengamatanku umat manusia yang telah mengamalkan jasanya dengan berdana, mendapatkan pahalan yang ber-lain-lainan. Ada yang menikamti kebahagiaan hanya satu kali kehidupan, ada yang sampai 10 kali, bahkan sampai ratusan dan ribuan kali. Mengapa perbedaannya demikian jauh ? Mohon Sang Bhagavan sudi menerangkan sebabnya kepada kami.”

Sang Buddha bersabda kepada Ksitigarbha Bodhisattva :”Kebetulan kita semua berada dalam pertemuan agung di istana Trayastrimsa, aku akan menjelaskan bagaimana umat di Jambudvipa itu berdana serta perbedaan dan perbandingan jasa-jasa besar kecil yang dihasilkan. Dengarkanlah baik-baik, aku akan memulai.”

Ksitigarbha Bodhisattva kemudian berkata kepada Sang Buddh: ”Katakanlah O, Bhagavan, Sungguh, hal itu masih meragukan, aku ingin mengetahui pa sebabnya.”

Sang Buddha bersabda kepada Ksitigarbha Bodhisattva :”Seperti diketahui, bahwa di dunia Jambudvipa itu terdapat banyak raja-raja, menteri-menteri dan pegawai negeri, Maha Grhapati, Maha Ksatria, Maha Brahmana dan sebagainya. Seandainya mereka bertemu dengan umat yang miskin merana, bahkan bertubuh cacad, bisu, tuli, buta dan sebagainya, bila ketika mereka hendak berdana, mereka dapat bersikap ramah, disertai senyuman memberikan sedekah itu dengan tangan sendiri atau menyuruh orang melakukannya dengan lemah lembut. Maka pahala yang akan diperoleh Sang Raja atau menteri dan lain-lainnya itu akan sama banyaknya dengan berdana kepada Buddha yang banyaknya bagaikan butiran pasir ratusan Sungai Gangga!”

“Mengapa pahala yang diperoleh mereka demikian besarnya ? Disebabkan karena Sang Raja, para menteri dan sebagainya dengan jiwa yang welas asih memberikan dananya kepada para umat yang hina diri serta cacat tubuh, maka mereka memperoleh imbalan yang demikian agung, hingga ratusan ribu kelahiran memiliki Saptaratna yang sempurna, apalagi sandang dan pangan!”

“Ada lagi, Yang Arya Ksitigarbha, Seandainya para raja dan Brahmana yang berada dimasa yang akan datang, jika mereka bertemu dengan Vihara, Stupa atau Buddha Rupang, Bodhisattva Rupang, Sravaka dan Pratyekabuddha rupang, lalu mereka merawatnya sehingga orang dapat melakukan puja bhakti, pemujaan semacam ini adalah berdana maha besar. Maka para Raja dan sebagainya akan dilahirkan di Surga Trayastrimsa menjadi Raja Sakra dan ia akan menikmati kebahagiaan Surga sampai 3 kalpa ! Jikalau Sang Raja tersebut menyalurkan jasa-jasa yang diperolehnya tadi kepada para makhluk yang berada diselurh Dharmadhatu, maka para Raja dan sebagainya ini akan menjadi Maha Brahma Raja selama 10 kalpa !”

“Ada lagi, Yang Arya Ksitigarbha, Seandainya para Raja, Brahmana dan sebagainya bertemu dengan Stupa, Vihara, Gambar Buddha atau Buddha rupang serta Sutra-sutra Buddha sebagai peninggalan jaman dahulu, lalu mereka memperbaiki, memelihara dengan kekuatan sendiri atau dilakukan bersama-sama dengan orang lain hingga ratusan ribu orang, berdana secara demikian itu akan mendapatkan rahmat Buddha. Maka Sang Raja dan sebagainya dalam ratusan ribu kelahiran akan menjadi Raja Cakravartin. Sedangkan pembantu lain dalam berdana demikian itu akan menjadi raja kecil. Apalagi jika Sang Raja serta pembantunya dapat menyalurkan jasa-jasanya kepada semua makhluk hidup, imbalan jasa-jasanya sungguh besar tidak terbayangkan.”

“Adalagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang, jika terdapat para raja serta Brahmana dan sebagainya, bertemu dengan orang tua, yang sakit dan yang melahirkan, sesaat itu merasa iba dan memberikan obat-obatan, makanan minuman serta tempat tidur sehingga mereka merasa selamat sentosa. Jasa-jasa seperti ini teramat agung dan tak terkatakan. Dalam masa 100 kalpa, sang Raja dan sebagainya akan menjadi penguasa di Surga Suddhavasa, kemudian menjadi Penguasa di Sad Karmadhatu dan akhirnya mereka akan menjadi Buddha, tak akan terjerumus ke alam kesengsaraan untuk se-lama-lamanya, bahkan dalam ratusan ribu kelahiran mereka takkan mendengar suara kesedihan.”

“Ada lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang, jika terdapat para raja serta Brahmana dan sebagainya dapat berdana seperti yang tersebut, mereka akan mendapatkan kebahagiaan yang luar biasa, apa lagi jika jasa-jasanya disalurkan kepada semua makhluk hidup di alam semesta, baik sedikit maupun banyak, mereka akhirnya akan menjadi Buddha. Apalagi manjadi Raja Cakravartin, Raja Sakra, Raja Maha Brahmana dan sebagainya. Oleh karena itu Yang Arya Ksitigarbha, nasehatilah semua makhluk hidup agar mereka mau berdana demikian itu dan menyalurkan semua jasa-jasanya kepada semua makhluk hidup supaya kita semua menjadi Buddha kelak.”

“Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang, jika terdapat putra-putri yang berbudi yang dapat menanamkan kebajikan dibidang Buddha Dharma, sekalipun kebaikannya itu hanya seujung rembut atau sebutir debu, namum buah yang akan diterimanya nanti sungguh sukar diperkirakan.”

“Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang, jika terdapat putra putri yang berbudi dapat berdana atau memuja rupang atau gambar-gambar para Buddha, Bodhisattva, Pratyekabuddha atau Raja Cakravartin dan sebagainya, mereka akan memperoleh kebahagiaan yang tak terbatas dan selalu dilahirkan di Surga atau di dunia manusia untuk menikmati pahala besar mereka. Akan tetapi, jika jasa-jasa yang diperoleh mereka itu semua disalurkan kepada para makhluk hidup di alam semesta atau Dharmadhatu, maka pahala yang akan mereka peroleh nanti sungguh besar sekali tidak terbayangkan.”

“Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang, jika terdapat putra putri yang berbudi, mendapatkan Sutra Mahayana atau mendengarkan satu Graha atau satu perkataan dari Sutra itu, lalu timbul rasa hormat untuk memujinya dengan khidmat atau berdana dengan mencetak dan menyebarkanluaskan Sutra tersebut, maka orang yang berbudi ini akan memperoleh pahala besar sekali. Jika jasa-jasanya disalurkan kepada para makhluk di alam semesta akan mendapatkan kebahagiaan yang luar biasa dan tidak terbayangkan.”

“Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang, jika terdapat putra putri yang berbudi, bertemu dengan Stupa, Vihara atau menemukan Sutra Mahayana dan sebagainya yang masih baru dan utuh, lalu mereka memuja, memelihara atau menghormati dengan sujud, atau penemuan mereka itu sudah lama, lapuk dan rusak, kemudian diperbaiki hingga utuh baik kembali, hal itu baik dilakukan sendiri atau be-ramai-ramai dengan orang lain. Maka putra-putri yang berbudi itu akan mendapat kesempatan 30 kali kelahiran sebagai raja kecil. Jika pekerjaan yang mulia ini dikerjakan oleh seorang Danapati, maka ia akan menjadi seorang Raja Cakravartin dan selalu dengan kebajikan-kebajikan membimbing para raja kecil.”

“Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang, jika terdapat putra putri yang berbudi, pernah beramal dengan berdana atau memuja atau memperbaiki stupa, vihara, kitab berisi Sutra-sutra, sekalipun akar kebaikan yang telah ditanamkan ini hanya seujung rambut, sebutir debu atau pasir atau setetes air, disalurkan kepada makhluk hidup di alam semesta atau Dharmadhatu, mereka akan menikmati pahalanya hingga ratusan ribu kelahiran. Akan tetapi jika jasa-jasanya disalurkan kepada sanak saudaranya atau saudaranya atau diri sendiri saja, pahala yang akan dinikmati hanya 3 kali keahiran. Janganlah melepas pahala yang maha besar dengan mendapatkan pahala yang kecil. Demikianlah Yang Arya Ksitigarbha, hukum berdana itu sangat menakjubkan !”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar