Minggu, 19 September 2010

XII. Manfaat Dari Melihat Dan Mendengar

Pada saat itu di puncak kepala Sang Buddha Sakyamuni tiba tiba keluar ratusan ribu koti “Maha Urnasaprabha (Urnakesahprabha) yakni berjenis-jenis sinar berupa rambut yang bercahaya dan berwarna, warnanya seperti: ‘sinar putih’ dan ‘maha sinar putih’; ‘sinar bahagia’ dan ‘maha sinar bahagia’; ‘sinar mutiara’ dan ‘maha sinar mutiara’; ‘sinar lembayung’ dan ‘maha sinar lembayung’; ‘sinar nila’ dan ‘maha sinar nila’; ‘sinar biru’ dan ‘maha sinar biru’; ‘sinar merah’ dan ‘maha sinar merah’; ‘sinar hijau’ dan ‘maha sinar hijau’; ‘sinar emas’ dan ‘maha sinar emas’; ‘sinar awan bahagia’ dan ‘maha sinar awan bahagia’; ‘sinar roda seribu’ dan maha sinar roda seribu’; ‘sinar roda permata’ dan ‘maha sinar roda permata’; ‘sinar roda surya’ dan ‘maha sinar roda surya’; ‘sinar roda candra’ dan ‘maha sinar roda candra’; ‘sinar istana surga’ dan ‘maha sinar istana surga’; ‘sinar sagara megha’ dan ‘maha sinar sagara megha’ serta sinar-sinar yang lainnya.

Setelah sinar tersebut berhenti keluar dari atas kepala Sang Buddha Sakyamuni, kemudian disusul oleh suara merdu dan bunyinya amat harmonis langsung mengumandangkan kabar baik kepada para hadirin serta para Dewa, Naga, delapan kelompok makhluk, kinnara, dll.

“Dengarlah hadirin yang berbahagia, hari ini aku berada di istana Trayastrimsa dalam pertemuan agung, memuji Ksitigarbha Bodhisattva yang selalu memberikan manfaat kepada Dewa dan manusia dengan segala kemudahan-kemudahan serta usaha-usaha berfaedah lainnya yang tak terbayangkan. Dengan cara Vikramaryahetu (memuliakan nama Buddha), dengan peningkatan kesadarang agung (Dasabhumaya) dan akhirnya mencapai Anuttara Samyak Sambodhi.”

Saat sabda Sang Buddha selesai, tiba-tiba seorang Bodhisattva Mahasattva yang bernama Avalokitesvara bangkit dari tempatnya lalu bersujud dengan merangkapkan kedua telapak tangannya kepada Sang Buddha seraya berkata: “Yang Arya Bhagavan yang termulia, Ksitigarbha Bodhisattva sungguh memiliki jiwa yang maha welasasih, mengasihani semua umat yang menderita dengan menjelmakan dirinya hingga jutaan tubuh muncul dalam jutaan dunia untuk menolong mereka. Jasa-jasaNya terlampau agung untuk disebutkan, begitupula daya maha prabhavanya sangat luar biasa tak terkirakan. Aku telah mendengar Yang Arya Bhagavan dan para Buddha yang tak terbilang banyaknya dari 10 penjuru dunia bersama-sama memuji dan menyanjung Ksitigarbha Bodhisattva, karena jasa-jasa Beliau yang demikian agung, mulia tak terkirakan. Sekalipun para Buddha dimasa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang memuji jasa-jasanya tak akan habis diceritakan. Yang Arya Bhagavan yang termulia, seperti Bhagavan ungkapkan terdahulu, bahwa Bhagavan beserta para hadirin ingin memuji dan menyanjung jasa-jasa Kditigarbha Bodhisattva. Demi para makhluk yang berada di di masa sekarang dan yang akan datang, mohon Yang Arya Bhagavan menerangkan jasa-jasa Ksitigarbha Bodhisattva yang tak terbayangkan itu agar para Dewa, Naga, kedelapan kelompok makhluk dapat menghormati dan mendapatkan kebahagiaan.”

Sang Buddha bersabda kepada Avalokitesvara Bodhisattva: “Engkau mempunyau Maha Hetupratyaya dengan makhluk di dunia Saha, Baik Dewa, Naga, lelaki, wanita, maupun makhluk-makhluk suci, hantu, bahkan makhluk hidup di 6 gatya. Mereka yang mendengar namamu, melihat Bodhirupangmu, mendambakanmu, memujamu, tidak akan mundur dari jalan Anuttara Samyak Sambodhi. Mereka akan selalu dilahirkan di Surga, menikmati kebahagiaan yang tiada taranya dan jika saatnya telah tiba, mereka akan tercatat sebagai calon Buddha. Kini engkau telah memiliki jiwa yang Maha Karuna dan Maha Maitri, mengasihi semua makhluk yang menderita serta Dewa, Naga dan ke 8 kelompok makhluk. Sekarang aku akan menjelaskan kepadamu semua tentang jasa-jasa Ksitigarbha Bodhisattva yang tidak terkirakan itu. Dengarkanlah baik-baik, aku akan memulia !”

“Yang Arya Bhagavan yang termulia, ceritakannlah, kami telah siap mendengarkan dengan baik !”

sang Buddha bersabda kepada Avalokitesvara Bodhisattva : “Pada masa sekarang atau yang akan datang, di berbagai dunia, jika terdapat dewa yang akan habis masanya, akan timbul 5 gejala buruk yang dapat mengakibatkan terjerumus ke alam kesengsaraan. Para Dewa semacam ini baik lelaki maupun wanita, jika mendapatkan gejala semacam itu, lalu mereka dapat kesempatan melihat gambar atau bodhirupang Ksitigarbha Bodhisattva, atau hanya dengan mendengar nama Beliau, kemudian menghormat kepada Beliau, maka keadaaan buruk para Dewa segera berubah, kebahagiaan Surga akan bertambah, menikmati kesenangan yang luar biasa dan takkan terjerumus kealam kesengsaraan selamanya ! Apa lagi setelah mereka mengetahui hal ini lalu mereka mengadakan puja bhakti kepada Ksitigarbha Bodhisattva dengan mempersembahkan bunga-bungaan, pakaian, makanan, minuman, berbagai permata, untaian ratna manikam dan saji-sajian lainnya. Maka jasa dan kebajikan yang akan diperoleh tidak terhingga.”

“Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, pada masa sekarang atau yang akan datang, terdapat makhluk dalam 6 jalur kehidupan di berbagai dunia ini akan berakhir masa kehidupannya, lalu dapat mendengar nama Ksitigarbha Bodhisattva, maka umat tersebut akan terbebaskan dari 3 alam kesengsaraan ! Apalagi jika saat umat tersebut akan meninggal dunia, orang tuanya atau sanak keluarganya membuatkan sebuah gambar atau bodhirupang Ksitigarbha Bodhisattva dengan harta benda almarhum, dengan demikian almarhum akan dilahirkan di Surga. Atau umat tersebut telah lama mengidap penyakit, namun belum putus jiwa, mendapat kesempatan mendengar dan melihat sanak keluarganya sedang menggunakan harta bendanya untuk membuat atau melukis gambar Ksitigarbha Bodhisattva sebagai amal bhakti sipenderita, jika sekiranya sipenderita akan menerima hukuman karmanya dan mendapatkan penyakit berat, berkat jasa yang diperbuatnya itu sisakit akan ber-angsur-angsur sembuh dan umumnya akan bertambah panjang. Tapi sebaliknya, jika sipenderita tersebut telah sampai saatnya untuk menerima segala kesalahan dan karma buruknya, kini berkat jasanya membuat atau melukis gambar Ksitigarbha Bodhisattva, maka almarhum akan dilahirkan di Surga untuk menikmati kebahagiaannya dan segala karma buruk yang dimilikinya akan musnah !”

“Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, pada masa yang akan datang, terdapat pria atau wanita, ketikaa mereka masih bayi menyusu, atau baru berumur 3 tahun atau 5 tahun atau masih di bawah 10 tahun, orang tuanya atau adik kakaknya telah meninggal dunia, kini mereka telah dewasa dan selalu merindukan orangtuanya atau adik kakaknya. Namun mereka tidak tahu di alam mana orangtuanya atau adik kakaknya berada.”

“Akan tetapi, jika si yatim piatu dapat membuat atau melukis gambar Ksitigarbha Bodhisattva atau hanya mendengar nama Beliau, lalu mengadakan puja bhakti selama satu sampai tujuh hari dengan setia, meskipun almarhum seharusnya menerima hukuman berat atas karmanya dulu, terjerumus ke alam kesengsaraan berkalpa-kalpa, kini berkat telah dibuatkan jasa-jasa yang demikian agung, maka almarhum tersebut, baik adik kakaknya maupun kedua orangtuanya, segera terbebaskan dari alam kesengsaraan itu dan dilahirkan di Surga untuk menikmati kebahagiaannya! Jika seandainya almarhum telah lama dilahirkan di Surga atau dunia manusia, karena berkat Karma Baik yang pernah diperbuat selama hidupnya, kini karena mendapat tambahan jasa dari si yatim piatu itu kebahagiaannya akan semakin bertambah. Kesenangan yang dinikmati tak terbatas. Jika si yatim piatu itu dengan sujud memuja Ksitigarbha Bodhisattva selama 3 hari atau 7 hari penuh terus menerus dengan menyebut nama Beliau hingga 10 ribu kali, maka Beliau akan menjelma menjadi sebuah tubuh yang maha besar tanpa batas (Ananytayakaya) untuk menemui dan mengabarkan kepada si yatim piatu di mana keluarganya itu dilahirkan atau Beliau dengan daya Maha Prabhava datang dalam mimpi si yatim piatu dan mengajaknya pergi menengok keluarganya di berbagai dunia. Jika umat tersebut setelah menengok keluarganya, dan ia amat rajin menyebut nama Beliau tiap hari sebanyak 1000 kali hingga seribu hari terus menerus tanpa berhenti, maka Ksitigarbha Bodhisattva akan memerintahkan Dewa Bumi di tempat ia tinggal untuk melindunginya seumur hidup. Kehidupannya masa sekarang amat sejahtera, cukup sandang pangan, tiada penyakit atau penderitaan. Segala kemalangan takkan dapat masuk ke dalam rumahnya, apalagi menganggu dirinya. Karena rajinnya melaksanakan ibadat, akhirnya ia akan tercatat oleh Ksitigarbha Bodhisattva sebagai calon Buddha.”

“Lagi, Yang Arya Avalokitesvara,” Sang Buddha melanjutkan “pada masa yang akan datang, jika terdapat seorang putra atau putri yang berbudi, berhasrat mengembangkan Bodhicittanya untuk menolong umat manusia dari penderitaan, ingin mencapai Annutara Samyak Sambodhi; ingin membebaskan dirinya dari Triloka, supaya terlahir di alam Buddha, asalkan mereka melihat Bodhirupang Ksitigarbha Bodhisattva atau mendengar namaNya, lalu berlindung kepadaNya dengan sepenuh hati dan mengadakan puja bhakti dengan persembahan dupa, bunga-bungaan, permata, makanan dan minuman, mana cita-cita umat berbudi itu akan berhasil sempurna tiada kekurangan suatu apapun !”

“Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, jika di masa yang akan datang, terdapat seorang pria atau wanita yang berbudi, berhasrat mewujudkan cita-citanya, usahanya yang banyaknya tak terbilang pada masa sekarang dan yang akan datang mereka hanya perlu berlindung kepada Ksitigarbha Bodhisattva dengan mengadakan puja bhakti, memuliakan namaNya serta jasa-jasanya. Dengan demikian segala permintaan dan cita-citanya akan terkabulkan sepenuhnya. Jika umat tersebut memohon lebih lanjut kepada Ksitigarbha Bodhisattva yang maha welas asih untuk melindungi mereka selama-lamanya, Ksitigarbha Bodhisattva akan datang dalam mimpinya menghibur dan mencatat mereka sebagai calon Buddha.”

“Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, pada masa yang akan datang, jika terdapat seorang putra atau putri yang berbudi, sangat menghargai Sutra-sutra Mahayana dan menyatakan tekadnya untuk mempelajari dan memahami Sutra-sutra tersebut dengan bantuan seorang guru yang mahir, supaya segala yang dipelajarinya dapat diingat selalu tidak terlupakan. Namun segala yang dipelajarinya selalu terlupakan. Berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, tidak juga dapat meng-ingat-ingat apa yang telah dipelajarinya. Ini semua dikarenakan umat tersebut mempunyai karma buruk di masa yang lampau yang belum terhapuskan. Oleh karena itu mereka akan takkan dapat mengerti Sutra-sutra Mahayana yang dipelajarinya sehingga tidak mendapatkan faedah apa-apa. Umat semacam ini jika mendengar nama atau melihat Bodhi Rupang Ksitigarbha Bodhisattva lalu dengan sujud dan tulus hati menyatakan penyesalannya atas segala kejadian yang dialaminya dan mengadakan puja bhakti kepada Ksitigaarbha Bodhisattva dengan mempersembahkan dupa, bunga-bunga, pakaian, barang-barang berharga dan sebagainya. Pada saat pemujaan akan dimulai, sediakanlah segelas air bersih dan letakkan di altar-Nya. Setelah selang satu hari satu malam, si pemuja menghormat Ksitigarbha Bodhisattva dengan merangkapkan kedua telapak tangan dan kemudian minumlah air tersebut dengan muka menghadap ke Selatan dengan rasa khidmat. Setelah itu pantang makan sayur yang berbau, daging dan alkohol, juga pantang campur dengan perempuan, berdusta, membunuh selama 7 hari 7 malam atau 21 hari. Putra putri yang berbudi tersebut dalam mimpinya akan bertemu dengan Ksitigarbha Bodhisattva dalam bentuk Anantayakaya dan mereka menerima Abhisecani (pemercikan air suci di kepala, wisuda). Setelah mereka bangun dari tidurnya, akan terasa ke 6 inderanya menjadi demikian tajam luar biasa. Sejak itu, Sutra-sutra yang di pelajarinya, baik dengan membacanya maupun mendengarnya selalu akan teringat dan takkan terlupakan selama-lamanya !”

“Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, pada masa yang akan datang, jika terdapat umat manusia yang selalu mengalami kekurangan sandang pangan, meskipun mereka berjuang atau yang berpenyakitan saja, kehidupannya tidak cerah, atau keluarganya yang sering mendapat malapetaka, terpencar berpisahanm atau anggota keluarganya sering mengalami berbagai musibah atau sering merasa ketakutan diwaktu tidur hingga batinnya tidak merasa tenang. Umat yang semacam ini apabila mereka mendengarkan nama atau melihat bodhirupang Ksitigarbha Bodhisattva, lalu memberi hormat kepada Beliau serta menyebut namaNya, setelah ucapannya genap seribu kali, hal-hal yang tidak menyenangkan itu akan lenyap berangsur-angsur. Dan sejak itu rumah mereka akan aman tentram, sandang pangan akan berkecukupan. Dalam tidurpun mereka akan merasakan ketenangan, tiada lagi mimpi buruk yang menganggu dan hidup mereka akan terasa aman tentram.

“Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, pada masa yang akan datang, jika terdapat seorang putra atau putri yang berbudi, karena mencari penghidupan atau karena keperluan umum atau pribadi, atau karena kelahiran atau kematian atau karena keperluan lain-lainnya yang mendesak, sehingga mereka harus keluar hutan, menempuh sungai dan laut bahkan perjalanan yang sangat berbahaya. Maka umat tersebut perlu sebelumnya menyebut nama Ksitigarbha Bodhisattva 10 ribu kali. Dengan demikian kemanapun umat tersebut pergi, akan selalu dilindungi oleh para Malaikat Bumi. Baik mereka sedang berdiam diri, duduk, tidur atau berjalan, mereka akan aman tentram. Sekalipun mereka bertemu dengan harimau, serigala, singa dan binatang berbisa lainnya, semuanya takkan dapat mencelakakannya.”

Sang Buddha bersabda kepada Avalokitesvara Bodhisattva : “Ksitigarbha Bodhisattva mempunyai hubungan bathin yang erat sekali dengan umat Jambudvipa. Jika ingin menceritakan jasa-jasa Beliau dengan usahaNya menyelamatkan umat manusia selengkapnya, sekalipun harus menghabiskan waktu sebanyak ratusan ribu Kalpa, takkan kunjung habis juga. Oleh karena itu Yang Arya Avalokitesvara, sebar luaskanlah Sutra ini dengan daya Maha Prabhavamu, agar semua umat di dunia Saha dapat menikmati kebahagiaan Dharma untuk selama-lamanya.”

Ketika itu Sang Buddha mengucapkan sebuah Gatha : Kekuatan Ksitigarbha Bodhisattva sungguh luar biasa Mengisahkannya jutaan kalpapun tak kunjung habis ! Mendengar, melihat dan menhormatiNya sesaat saja, Manfaatnya bagi Dewa manusia tak terbatas !

Baik lelaki, wanita maupun Dewa, Naga,

Yang akan terjerumus ke alam sengsara karena saatnya

tiba, Berkat berlindun kepada Ksatria sejati setulus hati,

Usia bertambah, karma beratpun lenyap musnah !

Semasa kecil kehilangan cinta kasih ayah bunda,

Entah mereka berada di alam mana,

Kakak Adik serta sanak keluarga.

Sejak lahir tak mengenal satu sama lain.

Dengan melukis gambar Ksatria Sejati,

Menghormat, memuja setulus hati,

3 atau 8 hari memuliakan namaNya,

Beliau menampakkan tubuh Anantayakaya !

Menunjukkan tempat sanak keluarganya berada.

Sekalipun telah terjerumus ke alam sengsara,

Dapat ditolongNya terbebas dari derita !

Jika saja setia percaya teguh tak tergoyahkan,

Kelak pasti akan tercatat sebagai calon Buddha !

Jika ingin mencapai Anuttara Samyak Sambodhi,

Hingga terbebaskan dari penderitaan Triloka,

Setelah tumbuh Bodhi Cittanya

Hormat dan pujalah dulu Ksatria sejati ini,

Segala cita-cita segera akan terkabul,

Tiada lagi Karma penghalang

Menuju kesadaran Agung !

Ada orang berhasrat mengaji Sutra Mahayana,

Ingin menyebrangkan umat ke pantai bahagia,

Meskipun tekad ini besar tidak terperikan,

Tiap menghafal terlupakan, waktu terbuang percuma,

Karena karma buruk terdahulu belum terhapuskan,

Tak teringat sebait gatha sekata Sutra.

Puja bhakti kepada Ksitigarbha Bodhisattva,

Dengan dupa, bunga, busana, makanan, minuman serta barang berharga.

Letakkan secawan air bersih di altar Ksatria sejati,

Satu hari satu malam kemudian minumlah dengan khidmatnya,

Setelah itu pantang daging, alkohol, dusta dan wanita.

Dua puluh satu hari jangan membunuh sesama makhluk,

Sepenuh hati kenang Ksatria sejati.

Dalam mimpi akan berjumpa Ksitigarbha Bodhisattva anantayakaya,

Bangun dari mimpi keenam indera jernih bersih,

Sutra, Buddha Dharma tertanam dalam sanubari abadi,

Daya Prabhava Ksitigarbha Bodhisattva tidak terlukiskan,

Membuat orang demikian bijak dan bestari.

Umat yang menderita miskin papa lagi berpenyakit,

Kediamannya buruk sekali keluarganya meninggalkan pergi,

Atau selalu ketakutan di dalam mimpi,

Begitupula mengalami kegagalan ekonomi,

Pujalah Sang Ksitigarbha sepenuh hati,

Berangsur penderitaan akan lenyap sama sekali,

Mimpi yang buruk takkan mengganggu lagi,

Sandang pangan cukup selalu dilindungi Makhluk suci yang berbudi!

Jika harus mendaki gunung menuruni lembah, masuk hutan

rimba mengarungi lautan lepas,

Bertemu satwa luas lagi dihadang orang jahat,

Atau datang lagi Setan, Iblis, serta Badai Ganas,

Segala rintangan dan berbagai penderitaan,

Ingatlah Ksitigarbha Bodhisattva sebelum berangkat,

Pujalah Beliau dengan tulus iklas penuh khidmat,

Meskipun berada dalam kesulitan maha luar biasa,

Sekejap sirna lenyap semua berkat Buddha Dharma.

Dengarlah baik-baik, Yang Arya Avalokitesvara!

Daya Prabhava Ksitigarbha Bodhisattva tak terperikan,

Menyelamatkan uamt manusia tak terbilangkan!

Jutaan kalpa dikisahkan tidak akan habis,

Sebarkanlah Maha Pranidhana Beliau ke seluruh alam semesta!

Bila terdapat umat yang dapat mendengar namaNya,

Melihat bodhirupangNya, memuja dengan dupa, bunga, pangan dan jubah.

Akan menikmati pahalanya hingga jutaan masa!

Bila jasa-jasa pemujaan disalurkan kepada makhluk hidup,

Akan terbebaskan dari penderitaan kelahiran dan kematian.

Mencapai tepian Nirvana - menjadi Buddha.

Oleh karena itu Yang Arya Avalokitesvara,

Ketahuilah Ksitigarbha Bodhisattva demikian Maha Welas Asihnya

Demikian besar tekadnya, Maha Prabhava tidak terlukiskan.

Sampaikan ini semua kepada makhluk hidup yang berada di

Berbagai Dunia yang banyaknya bagaikan butiran pasir Sungai Gangga.

Agar mereka semua mengetahui dan percaya

sedalam-dalamnya sehingga memperoleh kebahagiaan Dharma yang sejati!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar